Beginilah tangkapan layar website Aisha Weddings yang sempat viral beberapa jam lalu. Wedding organizer ini tiba-tiba menjadi pembicaraan populer di jagat linimasa. Penyebabnya tidak lain karena iklannya yang mendorong pernikahan usia dini.

Tangkapan layar website Aishaweddings (foto:SwetaKartika via twitter.com)

Dalam iklannya, Aisha Weddings terang-terangan mendorong remaja perempuan untuk menikah di usia yang sangat dini dengan alasan agama. Hal ini tentu meresahkan. Apalagi ditambah dengan narasi bahwa perempuan hanya bertugas sebagai pelayan suami, harus bergantung pada orang lain, serta tak menjadi beban orang tua. 

Narasi yang dibangun oleh wedding organizer ini jelas menyesatkan dan ngawur. Bahkan di agama Islam sekalipun, yang dijadikan tameng dari iklan ini, tidak pernah menganggap perempuan sebagai beban atau mahkluk lemah. Justru dalam Islam perempuan dianggap mulia dan menjadi sumber kehidupan. Wajar saja jika iklan ini langsung mendapatkan kritikan tajam, apalagi ada motif bisnis di belakangnya. 

Perlu diketahui bahwa iklan semacam ini bisa berakibat fatal pada generasi muda. Angka pernikahan anak usia dini terbilang tinggi di Indonesia, ini sebabnya pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mendorong Gerakan Bersama Pencegahan Perkawinan Anak sejak 2019 lalu. Selain itu sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa 19 tahun adalah usia minimal pernikahan. Namun Aisha Weddings justru mendorong anak 12 tahun untuk menikah. Perbuatan ini tak hanya melanggar UU namun juga memiliki risiko bagi remaja yang melakukan pernikahan usia dini. 

Simak beberapa risiko fatal berikut, jika nekat melakukan pernikahan usia dini.

Organ reproduksi belum tumbuh sempurna

Organ reproduksi remaja perempuan belum sempurna (foto: iStockphoto)

Ada setidaknya 3,6% bayi Indonesia lahir dari ibu yang usianya masih cocok memakai seragam sekolah. Bisa bayangin nggak ada anak sekolah yang sudah menggendong anak? Padahal semestinya mereka masih aktif belajar, bermain, dan bertumbuh. Di masa ini, anak remaja membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk menyempurnakan pertumbuhan. Termasuk pertumbuhan alat reproduksi yang memang belum sempurna. Jika pada masa pertumbuhan anak remaja sudah mengalami kehamilan, maka risiko kesehatan sang ibu pun dipertaruhkan. Potensi keguguran juga lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan usia matang. Belum lagi risiko penyakit lain seperti kanker serviks atau mulut rahim yang menghantui. Gimana? Serem kan?

Pernikahan usia dini bisa bikin depresi

Remaja perempuan yang menikah dini rentan terkena depresi (foto: iStockphoto)

Selain organ reproduksi yang belum matang dan sempurna, kondisi emosi dan mental remaja juga belum kuat atau stabil. Apalagi jika di usia ini sudah mengalami kehamilan, maka bisa menyebabkan depresi yang akut. Mereka akan rentan terkena penyakit mental pasca-melahirkan seperti baby blues dan postpartum depression yang tak hanya membahayakan sang ibu namun juga bayinya. 

Kehamilan remaja bisa menyebabkan anak stunting 

Stunting menyebabkan pertumbuhan anak terhambat (foto: iStockphoto)

Pernah nggak kamu melihat anak yang bertubuh lebih pendek dari teman-teman sebayanya? Bisa jadi ia mengalami stunting, atau keadaan tubuh yang sangat pendek akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi di periode awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan ketidaksiapan fisik serta mental para ibu yang hamil di usia remaja. Terutama pengetahuan mengenai pentingnya persiapan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang dapat meningkatkan risiko kesehatan pada anak. Nggak heran makanya kalau stunting juga diakibatkan oleh pernikahan anak usia dini. 

 

Nah itu dia beberapa risiko berbahaya yang akan dialami oleh remaja, kalau melakukan pernikahan usia dini tanpa kematangan fisik maupun mental. Wah nggak kebayang deh kalau iklan yang dipasang Aisha Weddings benar-benar menarik minat remaja untuk menikah dini. Bisa-bisa angka keguguran dan stunting meningkat tajam. Jadi PR yang berabe kan buat pemerintah dan kita semua.

 

  • 40
    Shares

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya