Sobat GenZ, pernah nggak sih kamu menerima senyuman dari seseorang yang kamu sukai hingga menggerakan nyalimu untuk mencoba menghubunginya? Mungkin pada saat itu kamu berpikir bahwa dia telah memberi sinyal untuk kamu. Ternyata kejadian seperti itu disebut dengan butterfly effect loh. Bukan hanya membuatmu merasa melayang (fly) di udara, tetapi dari tindakan kecil saja mampu memberikan efek yang tak terduga. Tidak hanya hal-hal positif saja, tapi hal ini juga berlaku untuk sebaliknya. Misalnya pada seseorang yang pernah menjadi korban bullying.
Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Edward Lorenz, seorang profesor meteorologi dari Institut Teknologi Massachusetts. Pada saat ia berpidato di pertemuan ke-139 The American Association for the Advancement of Science di Washington DC, Amerika Serikat pada tahun 1961, ia mengajukan pertanyaan “Apakah kepakan sayap kupu-kupu di Brazil memicu tornado di Texas?”.
Tujuan dari pertanyaan tersebut adalah untuk mengilustrasikan bahwa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan efek besar. Misalnya bagaimana cara kamu memperlakukan orang lain, kalimat-kalimat negatif yang kamu katakan pada temanmu, dan juga tindakan bullying yang bisa jadi mempengaruhi hidup seseorang. Lantas bagaimana teori ini bisa memberikan dampak besar kepada seseorang, terutama pada kasus bullying? Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut ini.

Jangan sampai menyakiti perasaan orang lain | Photo by chajamp via www.freepik.com
Melahirkan rasa sakit hati
Tanpa kamu sadari, tindakan bullying dapat menimbulkan rasa sakit hati pada korbannya loh. Baik dari tindakan maupun ucapan yang kamu berikan kepada seseorang sangat berdampak untuknya di kemudian hari, seperti dampak psikologis dan kesehatan mental yang dialaminya.
Melahirkan rasa balas dendam
Mungkin dari beberapa perkataan yang pernah kamu katakan kepada teman maupun sahabat, seperti “Kok kamu gendutan sih sekarang”, “Kamu kurus banget sih, kaya kurang makan” atau kalimat negatif lainnya yang dapat merendahkan dirinya sehingga dapat melahirkan rasa balas dendam.
Seperti contohnya dari kisah lahirnya mobil sport Lamborghini. Dimana pada saat itu pendiri Lamborghini merasa sakit hati dengan ucapan Enzo Ferrari yang merendahkan mimpinya untuk membuat mobil sport. Dengan gigih dan kesabaran, akhirnya Fredrico Lamborghini berhasil membuktikannya dengan membuat mobil sport yang ia impikan dan berhasil membuktikan kepada Enzo Ferrari.

Selesaikan masalah diantara kamu dan temanmu | Photo by tirachardz via www.freepik.com
Melahirkan rasa trauma
Dari tindakan bullying yang dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan rasa trauma pada korbannya loh. Tidak jarang ada kejadian tentang seseorang yang meninggal dunia akibat bunuh diri setelah mengalami bullying yang dilakukan oleh teman-temannya. Jika ada niatan untuk menyakiti perasaan temanmu, lebih baik dibuang jauh-jauh deh. Lebih baik melakukan hal positif bersama-sama kan?
Nah, Sobat GenZ mulai dari sekarang kudu berhati-hati ya pada setiap tindakan dan ucapan yang akan kamu berikan kepada seseorang. Karena kita tidak pernah tau bahwa hal kecil yang mungkin kita anggap bercanda dapat berujung tidak baik pada seseorang yang menerimanya.
Referensi:
- American Scientist. Understanding the Butterfly Effect
- Klik Dokter. (2020). 7 Cara Mengkritik Anak yang Baik dan Benar