Nggak bisa dipungkiri, bagi remaja, khususnya cowok, ada perasaan pengen menunjukkan kekuatan atau dominansi yang tinggi. Selain itu, banyak juga remaja yang nggak tahu gimana caranya menyelesaikan konflik. Akhirnya banyak deh yang berpikir kalau adu pukul dan tawuran adalah solusi satu-satunya untuk menyelesaikan konflik dan menjaga harga dirinya.
Namun di tengah polemik kasus tawuran remaja yang marak ini, orang-orang ini mau membuka suara. Soal kenapa mereka yang dulunya sering aktif ikut tawuran remaja namun sekarang sudah menyesal dan insyaf!
-
Ardian pernah ikut tawuran pas SMP dulu, padahal bisa diselesaiin pakai kepala dingin
-
Nggak salah sih bela harga diri, tapi caranya jangan kayak si Aris ini, ya~
-
Chandra tawuran demi gaya-gayaan, tapi nggak worth it karena jadinya ngecewain orangtua
-
Hadi sadar, tawuran bisa bikin impian orang buyar!
Nah kalau dilihat dari cerita-cerita ini banyak remaja yang tawuran ini alasannya cuma kerena gengsi. Kalau nggak gengsi karena ceweknya digodain cowok lain, gengsi karena dicengin orang lain, ya gengsi biar dipandang keren dan kuat sama orang lain. Padahal mah kalau buat membuktikan dirimu keren dan biar gengsimu nggak diinjak-injak caranya nggak dengan adu pukul gitu. Lagian, kekerasan itu sama sekali bukan strategi penyelesaian konflik yang baik! Justru, kekerasan malah makin memperburuk masalah.
Belajar dengan rajin, berprestasi di sekolah, ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan serta ikut kegiatan-kegiatan positif lain malah jauh lebih bisa bikin kamu dipandang keren dan menjunjung tinggi harga dirimu daripada adu pukul. Jadi jangan sampai kamu nyesel karena pernah tawuran kayak mereka di atas, ya. Kalau emang kamu hobi adu fisik, ya udah ikut klub tinju atau bela diri gitu. Biar sekalian terarahkan. Siapa tahu kamu berprestasi juga, kan… Hehe