Sobat GenZ pastinya udah nggak asing dengan istilah hubungan toksik dong? Mungkin temanmu pernah bercerita gimana hubungan yang mereka jalin dengan orang lain tidak membuat bahagia, tapi malah membuat stres. Alih-alih temanmu, kamu juga bisa menjadi orang yang berada di posisi itu, loh. Hubungan toksik bisa terjadi dalam berbagai macam hubungan, seperti hubungan dengan pacar, hubungan dengan teman, dan hubungan dengan anggota keluarga.

Pada hubungan yang toksik, kamu akan terus menerus merasa bahwa kamu tidaklah cukup. Apa pun yang kamu lakukan salah dan kamu akan lebih banyak memberi daripada menerima. Kamu pun merasa tidak aman, tidak dipercaya, dan selalu dikritik. Jika kamu tetap bertahan pada hubungan yang seperti ini, bisa saja kehidupanmu yang lain akan terganggu. Jadi, kalau kamu merasa hubungan yang kamu jalin dengan orang lain mulai memberikan efek yang buruk yang lebih banyak, kamu harus mempertimbangkan untuk memutuskan hubunganmu itu. Nah, berikut ini adalah beberapa cara agar kamu bisa keluar dari hubungan toksik.

 

Saatnya berefleksi | Photo created by wayhomestudio – www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com

Menyadari bahwa kamu berada pada hubungan yang toksik adalah langkah paling awal agar kamu bisa keluar dari hubungan itu. Biasanya proses menyadari tidaklah mudah, karena mungkin pada waktu yang bersamaan kamu merasa masih menerima kasih sayang dari orang tersebut. Atau kamu merasa kamulah yang terlalu menyayanginya dan tidak mampu untuk berpisah. Bisa juga kamu denial, kamu tidak ingin mempercayai bahwa hubungan yang kamu miliki itu tidak sehat meskipun ada orang lain yang mengatakannya padamu.

Jika kamu merasakan hal seperti ini, cobalah untuk berubah. Menyayangi seseorang terkadang memang bukan sesuatu yang bisa kita kontrol, tetapi alangkah baiknya jika kamu juga menyayangi dirimu sendiri. Cobalah untuk sesekali menjadi egois dengan memikirkan apakah hubungan yang kamu jalin mampu membuatmu berkembang dan bergerak maju? Ataukah malah membuatmu tertekan? Seperti kamu meyakini bahwa pasanganmu berhak untuk dihargai dan diperlakukan dengan penuh kasih sayang, kamu juga harus percaya bahwa kamu juga berhak untuk diperlakukan dengan kasih sayang yang sama.

Ekspresikan perasaanmu

Bicara empat mata | Photo created by drobotdean – www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com

Memendam apa yang kamu rasakan sendiri bisa membuatmu stress. So, cobalah untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan. Mulailah bercerita kepada teman atau orang terdekat agar kamu merasa lega. Mintalah bantuan mereka untuk membantumu lepas dari hubungan yang kamu miliki. Setelah itu, beranikan dirimu untuk mengungkapkan perasaanmu kepada pasanganmu. Hal ini mungkin bisa menjadi hal yang rumit dan bahkan menimbulkan pertengkaran. Untuk itu, pahamilah bagaimana cara pasanganmu menyikapi masalah. Jika ia adalah orang yang mudah marah atau emosional, mungkin kamu bisa mengungkapkan apa yang kamu rasakan melalui pesan teks atau surat. Selain itu, cara ini juga bisa memberikan pasanganmu waktu untuk menentukan bagaimana mereka harus menanggapi. Tetapi jika pasanganmu cukup dewasa, mengungkapkan perasaanmu secara langsung bisa menjadi pilihan yang tepat. Sebelum kamu mengungkapkan perasaanmu secara langsung, alangkah baiknya jika kamu memikirkan apa saja yang ingin kamu sampaikan. Hindari kalimat yang membuat pasanganmu merasa disalahkan. Bukalah kalimat dengan “Aku sedih waktu kamu bilang…” dan bukan “Kamu bikin aku ngerasa…”

Ketika kamu menyampaikan perasaan, kamu tidak bisa mengontrol bagaimana tanggapan pasanganmu. Mereka bisa saja menjadi defensif atau marah dan memutuskan untuk berpisah denganmu. Tetapi bisa juga mereka memilih untuk mencari solusi bagaimana agar hubungan yang kalian jalani membaik. Bagaimanapun tanggapan mereka, menyampaikan perasaanmu adalah hal yang paling penting agar kamu dapat membuat perubahan pada hubunganmu.

 

Buat keputusan

Berani ambil keputusan | Photo created by nakaridore – www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com

Setelah kamu mengungkapkan perasaan, putuskan apakah hubungan yang kalian jalani masih bisa dipertahankan atau apakah lebih baik jika diakhiri. Cermati apakah saat kamu mengungkapkan perasaanmu, pasanganmu bersikap defensif, menyalahkanmu, atau mengabaikanmu. Jika jawabannya “iya”, maka kamu memiliki alasan untuk meninggalkan hubungan yang kalian jalin. Tetapi, jika pasanganmu mampu memahami perasaanmu dan meminta maaf mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk tetap mempertahankan hubunganmu.

 

Cari pertolongan

Teman yang setia mendengarkan | Photo created by pressfoto – www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com

Keluar dari hubungan yang toksik tidaklah mudah. Kamu akan membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekatmu, baik teman, keluarga, atau bahkan bantuan profesional untuk keluar sepenuhnya dari hubungan toksik. Ketika kamu berpisah, kamu mungkin ingin kembali bersama dengan pasanganmu karena kamu sudah merasa terbiasa dan nyaman dengan pasanganmu, tidak peduli apakah mereka toksik atau tidak. Untuk itu kamu membutuhkan bantuan agar kamu yakin tetap bisa melanjutkan hidup bahagia dan sehat tanpa pasanganmu.

Lakukan hal-hal positif

Saatnya utamakan dirimu |Photo created by mego-studio – www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com

Setelah memutuskan meninggalkan hubungan toksik, habiskanlah waktumu bersama orang-orang yang bisa membuatmu merasa bahagia. Manjakanlah dirimu dengan makanan favorit, bermainlah di luar rumah, atau lakukan hal-hal lain yang bisa membuatmu melupakan rasa sedih. Berada dalam hubungan yang toksik bisa membuatmu stres, untuk itulah kamu perlu menghilangkan perasaan-perasaan negatif dengan kegiatan-kegiatan positif.

Jangan gentar

Say no to balikan ke hubungan toksik | Photo created by jcomp – www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com

Berpisah dengan orang yang kamu sayangi tidaklah hal yang mudah. Setelah beberapa waktu mungkin kamu akan merasa kangen dengan pasanganmu. Merindukan pasangan yang sudah menjadi mantan adalah hal yang normal. Tapi kalau itu membuat kamu ingin kembali kepada mereka, ingatlah mengapa kamu memilih untuk memutuskan hubunganmu dengannya. Bertahanlah pada keputusanmu, sayangilah dirimu dengan tidak menjalani hubungan yang membuatmu merasa tertekan.

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa saja yang bisa kamu lakukan agar kamu keluar dari hubungan toksik? Janganlah ragu memulai langkah untuk mendapatkan kebahagiaan. Sayangilah dirimu sendiri seperti kamu menyayangi pasanganmu, karena sebuah hubungan haruslah mampu membuatmu bahagia dan bergerak maju. Jika hubunganmu membuatmu tertekan, itu waktunya kamu bergerak maju tanpa pasanganmu!

 

Referensi:
Very Well Mind. (2020). What Is a Toxic Relationship?
Psychology Today. (2011). The Hidden Health Hazards of Toxic Relationships.
Psychology Today. (2017). How to Leave a Toxic Relationship and Still Love Yourself.

  • 4
    Shares

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya