Memiliki pacar memang membuat hati semua orang berbunga-bunga. Sebab, ada sosok yang memberikan perhatian lebih ke kita. Hal itu pun membuat diri ini merasa jadi orang yang paling beruntung sedunia. Namun di balik indahnya berpacaran, kita tetap harus waspada biar nggak terjebak dengan yang namanya hubungan tidak sehat atau toxic relationship.
Menurut ahli komunikasi dan psikologi, Dr. Lilian Glass, seperti dikutip dari Time, toxic relationship adalah hubungan antara orang yang tidak saling mendukung, di mana ada konflik dan satu berusaha untuk merusak yang lain, ada persaingan, ada rasa tidak hormat, dan kurangnya kekompakan.
Agar nggak terjebak dalam hubungan membahayakan ini, ketahui karakter pasangan yang berpotensi ciptakan toxic relationship dari Konselor Genre Indonesia, Diaz Fahmi Zakiy Susilo, S.Psi yuk! Menurut Diaz, sebagian besar toxic relationship mungkin diawali dari dampak yang bersifat psikologis.
“Orang yang menjadi pihak dirugikan dalam toxic relationship dapat menjadi rendah diri dan pesimis. Bahkan bisa saja ia membenci dirinya sendiri akibat perlakuan ataupun perkataan negatif yang diberikan teman atau pasangannya tentang dirinya.”
Berikut 8 karakter pasangan yang berpotensi menciptakan hubungan toxic relationship:
1. Sering mencela dan meremehkan pasangan
Pasangan dengan karakter ini punya tujuan kuat untuk menjaga harga dirinya agar pasangannya tidak menentang kontrol absolut yang ia inginkan. Makanya ia akan gemar mudah meremehkan, mencela, serta mengolok-olok pasangannya, bahkan melakukannya di depan umum. Dia akan terus menganggap bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan oleh pasangannya sama sekali tak berharga. Sebaliknya, ia merasa apa yang ada pada dirinya jauh lebih berharga.
2. Temperamen buruk (bad temper)
Perilaku ini seringkali berbahaya karena dari luar dia akan terlihat seperti sosok yang santai, menyenangkan, dan disukai banyak orang. Namun, di depan kita justru sebaliknya. Dia bisa begitu mudah tersulut emosinya karena permasalahan sepele tetapi dibesar-besarkan, bakan sampai menjadi perdebatan serius dengan pasangan. Ada kalanya, ia akan mudah emosi bahkan untuk masalah yang sama sekali tidak jelas, sekaligus merasa menjadi yang paling menderita dalam menjalani hubungan. Perdebatan tidak produktif dengan pasangan yang memiliki temperamen buruk akan menyita banyak waktu serta memberikan beban emosional. Bahkan berisiko mengganggu kesehatan mental.
3. Suka mendorong rasa bersalah (guilt-inducer)
Pasangan jenis ini mendorong kita untuk selalu merasa bersalah dalam setiap persoalan yang muncul dalam hubungan. Jika ditolerir dalam waktu yang lama, sikap seperti ini dapat menjadi racun bagi hubungan. Dia mungkin tidak “menyalahkan” kamu secara langsung, tetapi cenderung menggunakan cara yang lebih halus. Dengan begitu, tanpa terasa kita tampak menjadi pihak yang bersalah. Pasangan seperti ini jelas berbahaya karena bisa membuat kita tidak bisa memberikan keputusan-keputusan alternatif dalam hubungan karena selalu terkurung rasa bersalah.
4. Deflektor
Kalau tipe ‘pendorong rasa bersalah’ menyalahkan kamu dengan cara yang agak halus, seorang deflektor justru sebaliknya. Orang seperti ini cocok disebut ‘si tukang menyalahkan.’ Pasangan tipe ini tak akan peduli betapa sedih, kecewa, dan marahnya kita terhadap kesalahan yang ia buat. Pasangan ini hanya tahu dia akan mencari celah untuk balik menyalahkan kita. Sekalipun masalah yang ia sodorkan tidak berkaitan dengan kemarahan kita, si deflektor bakal terus berupaya menunjukkan bahwa bukan dirinya yang bersalah.
5. Terlalu penurut (over-dependent)
Sikap pasangan yang ‘terlalu manut’ atau selalu mengiyakan keputusan kita, bisa jadi tidak baik bagi hubungan. Makanya kita harus mendorongnya untuk memberikan solusi alternatif. Kita tidak tahu kapan akan membuat keputusan yang salah atau buruk. Apabila semua keputusan yang kamu buat selalu ia terima, jangan harap hubungan akan terus baik-baik saja!
6. Terlalu mengontrol

Diktator dalam hubungan adalah mimpi buruk (Photo via Pexels by Pixabay) via www.pexels.com
Jika over-dependent selalu menuruti keputusan yang kita buat, maka sifat yang satu ini adalah kebalikannya. Pasangan yang terlalu mengontrol kerap menganggap kita tidak bisa mengambil keputusan. hal ini menjadi alasan bagi dia untuk mengatur semua urusan kita. Lama kelamaan, ia akan menjadi diktator dalam hubungan percintaan.
7. Tukang memanfaatkan
Tipe pasangan ini adalah racun yang begitu mematikan untuk hubungan. Si tukang memanfaatkan tidak akan pernah peduli kepada kita. Selama mendapatkan apa yang ia mau, pasangan tipe ini akan terlihat begitu baik dan manis di depan kita. Sebaliknya, ia akan dengan mudah meninggalkan kita atau bersikap buruk apabila tidak mendapatkan yang diinginkannya.
8. Terlalu posesif
Tipikal pasangan yang posesif mempunyai rasa cemburu yang begitu besar dan menjadikannya sebagai alat untuk mengatur kita hingga untuk hal-hal yang begitu personal. Di awal hubungan, sedikit kecemburuan mungkin masih bisa ditolerir karena malah menambah sedikit ‘bumbu’ dalam hubungan. Namun jika terlalu banyak ‘bumbu’, jelas sebuah hubungan nggak akan nikmat.
Jika pasangan menunjukkan karakter-karakter seperti di atas, tandanya sudah berujung pada toxic relationship. Agar hubungan dengan pasangan tetap sehat, Diaz juga memberikan beberapa tips. Pertama, ungkapkan perasaan (perasaan senang maupun tidak menyenangkan) tentunya dengan cara yang baik tanpa merugikan orang lain. Kedua, bangun relasi yang seimbang dengan tidak ada yang dirugikan, merasa terpaksa, atau terintimidasi. Terakhir, saling mendukung dan memotivasi untuk melakukan hal-hal positif.