Beragam jenis media sosial yang tersedia di Play Store sepertinya sudah pada hapal semua nih. Mulai dari warna hijau, biru, merah, hitam, hingga pelangi sekalipun sudah pada ngumpul di handphone kamu. Hmm… kira-kira kamu pengguna setia media sosial yang mana nih, Sobat GenZ? Bukan hanya sekedar mencari hiburan semata, tetapi kini media sosial juga bisa menjadi tempat kamu untuk mengabadikan sebuah karya, berbisnis, dan berkomunikasi.
Ibarat paket kuota internet, semua hal yang ada di media sosial itu sangat komplet. Mulai dari hal positif hingga negatif sekalipun bisa kamu ambil dari sana. Walau terbilang mudah dalam menggunakannya, media sosial bisa menjadi tempatmu untuk mengasah kecerdasan, biar nggak terjerumus pada hal-hal negatif. Nah, berikut ini ada 5 istilah yang harus kamu pahami soal bermedia sosial. Mau tahu apa saja itu? Yuk, langsung saja kita simak!

Kencan online atau kencan buta | Photo by lookstudio via www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com
Catfishing: Ketika jodoh ditangan media sosial
Buat yang lagi nyari jodoh, media sosial bisa menjadi tempat kamu untuk mulai berinteraksi dengan lawan jenis, seperti ngobrol lewat pesan singkat, membagikan rekaman suara, hingga bertukar foto atau vidio. Namun rupanya, untuk mendapatkan teman atau pacar lewat media sosial itu tidak semudah yang kita bayangkan loh, Sobat GenZ. Pasalnya semua hal yang ada di media sosial itu bisa asli atau palsu maka dari itu diperlukan kecerdasan emosi dan pikiran sebelum akhirnya memutuskan mencari jodoh lewat aplikasi kencan online. Salah-salah kamu bisa jadi korban penipuan yang beralaskan cinta.

Menghina seseorang berbasis digital | Photo by chinnarach via www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com
Cyberbullying: Menilai seseorang lewat media sosial
Ibarat mengenakan pakaian yang ada di dalam lemari, kini bermedia sosial juga bisa memilih dan menilai sesuatu berdasarkan apa yang kamu sukai. Baik itu karya, penampilan, hingga tindakan seseorang bisa kamu nilai dan sampaikan melalui media sosial, seperti tindakan menghasut, mengucilkan, dan mempermalukan seseorang bisa terjadi di media sosial. Hal ini juga berlaku untuk dirimu sendiri, loh. Kamu juga bisa mendapatkan komentar positif ataupun negatif dari seseorang. Maka dari itu, bermedia sosial bukan sesederhana yang kita bayangkan. Dibutuhkan kebijaksanaan dalam menyampaikan pendapat dan mengontrol perilaku agar tidak menyakiti seseorang.

Menjadi warganet yang budiman | Photo by rawpixel via www.freepik.com via doktergenz.hipwee.com
Social Justice Warrior: Menegakan keadilan lewat media sosial
Menggunakan media sosial tidak hanya sekedar pamer ‘outfit’ saja, tapi dengan jumlah pengikut yang begitu luar biasa, kamu juga bisa menjadi bagian dari tegaknya suatu keadilan. Menyampaikan pendapat dan membagikan sesuatu tentang sebuah isu yang sedang ramai di media sosial dengan tujuan untuk menyadarkan netizen akan hal tersebut, kamu bisa dianggap sebagai SJW. Tapi ingat! Kamu juga kudu bertanggung jawab terhadap apa yang kamu lakukan di media sosial karena hal tersebut akan dilihat oleh pengikutmu. Salah-salah membagikan sebuah isu malah kamu bisa terkena berita hoax. Makanya, sebelum kamu membagikan info atas suatu isu ke pengikutmu, pastikan terlebih dahulu kebenaran dari hal tersebut, ya.

Berteman untuk lebih populer | Photo by aline viana prado via www.pexels.com via doktergenz.hipwee.com
Social Climbing: Mencari ketenaran lewat media sosial
Pernahkah kamu mendengar istilah yang satu ini? Yaps betul, social climbing atau panjat sosial adalah sebuah usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan ketenaran atau meningkatkan status sosialnya di dunia maya. Berkat bantuan media sosial yang dapat memperlihatkan kemewahan, penampilan yang trendi, dan karir seseorang yang gemilang membuat siapa saja yang melihatnya ingin berteman supaya bisa ‘kecipratan’ popularitas orang tersebut tanpa adanya ikatan batin dari sebuah pertemanan yang dibangun.

Makan nggak makan yang penting buka media sosial | Photo by cottonbro via www.pexels.com via doktergenz.hipwee.com
Phubbing: Selalu ingin terkoneksi media sosial
Hidup berdampingan dengan media sosial membuat kita tidak bisa lepas darinya. Pada saat berkumpul bersama teman sekalipun media sosial akan selalu hadir dalam genggaman handphone yang kita bawa. Istilah phubbing ini menggambarkan suatu keadaan mengabaikan orang lain demi bermedia sosial. Sehingga membuat obrolan saat kumpul bersama teman terasa kurang intim. Hal inilah yang membutuhkan perhatian besar kita untuk bisa mengontrol waktu yang tepat dalam mengakses media sosial. Jangan sampai kecanduan ya, Sobat GenZ.
Dengan adanya media sosial diharapkan kemajuan teknologi yang satu ini tidak membuat kita kecanduan ya, Sobat GenZ. Kita harus bisa memilah dan memilih sesuatu hal yang kita lakukan di media sosial supaya tidak terjerumus pada hal-hal negatif. Ingat! Bahwa membuat jejak digital di media sosial itu sangat mudah untuk disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Referensi:
Hellosehat. (2019). Mengenal Fenomena Catfishing dan Cara Menghindarinya • Hello Sehat
Unicef. (2020). Apa itu cyberbullying dan bagaimana menghentikannya?
Medium. (2019). Why I’m Not A Social Justice Warrior
Magdalene. (2018). Social Climber Never Believe in Themselves
Klikdokter. (2019). Phubbing Tanda Kecanduan, Berkaitan Gangguan Mental?