“Jika kamu cukup sering mengulangi kebohongan, kebohongan itu akan diterima sebagai kebenaran.” ― Anonim
Pernah nggak sih kamu dibohongi oleh pasanganmu terus terusan? Saking seringnya kamu langsung percaya dan mengikuti semua ucapan yang dia katakan. Eitss, hati-hati ya, bisa saja kamu sedang mengalami gaslighting nih.
Gaslighting adalah bentuk manipulasi fakta secara terus-menerus yang menyebabkan korban meragukan pikiran, emosi, dan perasaannya sendiri. Istilah ini diambil dari film Gaslight tahun 1944, di mana seorang suami mencoba meyakinkan istrinya bahwa dia gila dengan membuat istrinya mempertanyakan diri sendiri dan fakta yang ada.
Bagaimana gaslighting bekerja

Jadi bingung siapa yang salah | Photo created by wayhomestudio – www.freepik.com
Gaslighting adalah bentuk manipulasi dan kontrol psikologis yang berbahaya. Pada awalnya pelaku gaslighting tampaknya cukup baik dalam berperilaku untuk membangun kepercayaan. Tapi semakin korbannya terpikat, semakin cepat fase manipulasi berikutnya dapat dimulai.
Para korban gaslighting dengan sengaja dan sistematis diberi informasi palsu yang membuat mereka mempertanyakan apa yang mereka ketahui benar. Seorang gaslighter pada awalnya akan berbohong tentang hal-hal sederhana. Tetapi semakin lama intensitas berbohong semakin meningkat. Gaslighter akan menuduh korban berbohong jika mempertanyakan kebenaran dari kebohong yang mereka buat. Bahkan bisa jadi mereka mencoba meyakinkan teman dan keluarga korban bahwa korban sedang berbohong. Akhirnya korban meragukan ingatan, kepercayaan diri, bahkan kewarasan mereka. Seiring waktu, manipulasi para pelaku gaslighting dapat berkembang menjadi lebih kompleks dan kuat, sehingga semakin sulit bagi korban untuk melihat kebenaran.
Pelaku menargetkan identitas dan rasa percaya diri korban. Pelaku gaslighting melakukannya untuk mendapatkan kekuasaan atas korban mereka, baik hanya karena iseng, atau bahkan karena ingin mengontrol korban secara emosional, fisik atau finansial. Wah serem juga ya.
Efek jangka panjang

Masih kuat nggak ya kalau gini terus | Photo created by cookie_studio – www.freepik.com
Seiring waktu, korban gaslighting akan kehilangan kepercayaan diri. Hal ini bisa berujung pada gangguan mental yang serius loh, seperti kecemasan, depresi, dan trauma psikologis.
Jika gaslighting terjadi dalam suatu hubungan, hal ini dapat memicu pola kontrol yang koersif. Kontrol koersif adalah kekerasan emosional yang memberikan kendali kepada pelaku kekerasan atas kehidupan pasangannya. Elemen dari kontrol koersif meliputi:
- memantau aktivitas pasangan lewat ponsel, email, atau media komunikasi lainnya
- mengendalikan semua keuangan pasangan
- menghina dan mengancam pasangan
- memaksa pasangan untuk melakukan aktivitas seksual yang tidak diinginkan
Nah, setelah tahu apa itu gaslighting dan bagaimana dampaknya, harapannya Sobat Gen Z jadi waspada yah terhadap perilaku gaslighting. Kalau kamu mengalami hal-hal di atas, bisa banget curhat ke konselor sebaya Dokter Gen Z.
Referensi:
- Psychology Today. Gaslighting.
- Psychology Today. (2017). 7 Stages of Gaslighting in a Relationship.
- Medical News Today. (2020). What are the long-term effects of gaslighting?
- Psychology Today. (2018). When Is It Gaslighting and When Is It Not?
- Sheley, E. L. (2020). Criminalizing Coercive Control Within the Limits of Due Process. Duke Law Journal, Forthcoming.