Menjalin sebuah hubungan dengan lawan jenis tidak selalu berakhir manis. Ada kalanya kita merasakan bahagia sekaligus sakit hati di waktu yang sama. Namun siapa sangka, hubungan yang tadinya dibangun untuk mendapatkan cinta sejati malah berujung tidak mengenakkan hati.
Mungkin karena terlalu sering dibohongi, di-ghosting, atau diselingkuhi membuatmu menutup hati dan menaruh stigma negatif kepada semua laki-laki yang akan mendekatimu. Pengalaman yang menyakitkan membuatmu mengalami trust issue atau krisis kepercayaan kepada orang lain. Kamu pun berlindung di balik kalimat, “Semua cowok sama aja!”
Tapi percaya deh, hanya karena mengalami pengalaman tidak enak dengan beberapa orang tidak serta merta berarti semua cowok di dunia ini akan melakukan hal yang sama! Kamu perlu banget mengembalikan rasa percayamu. Simak caranya ya!

Nggak semua orang jahat kok | mikhail nilov via www.pexels.com
Kenali trust issue lewat seni berprasangka
Menurut psikolog Gordon Allport dari Harvard University, prasangka dan stigma muncul sebagai hasil dari pemikiran manusia. Namun jika selalu berprasangka buruk kepada orang lain justru dapat berpengaruh pada kehidupan sosialmu loh.
Kamu bisa jadi akan berprasangka buruk pada lawan jenis, terutama pada orang yang mungkin memiliki ciri-ciri yang sama dengan orang yang telah menyakitimu. Padahal perbuatan buruk tidak bisa digeneralisir pada semua orang.

Kembali memberikan kepercayaan pada orang lain | Photo by kamaji ogino via www.pexels.com
Melawan trust issue lewat seni berempati
Ketika kamu memiliki masalah kepercayaan, entah itu dalam menjalin sebuah hubungan yang baru atau kembali berteman dengan seseorang yang menyakitimu, kamu tidak bisa serta merta langsung mempercayainya. Kamu butuh berpikir satu-dua kali atas kemungkinan yang ada agar kamu tidak disakiti lagi.
Maka dari itu, kamu bisa mulai belajar untuk berempati. Cobalah melihat suatu masalah melalui sudut pandang orang lain. Misalnya ketika kamu ragu-ragu jika ada seseorang yang menawarkan bantuan, jangan langsung serta merta menuduhnya ‘modus’ untuk mendekatimu. Bisa jadi dia benar-benar ingin membantu kan? Hal ini akan membuat pikiranmu lebih terbuka untuk menilai suatu kejadian dari dua sisi.
Nah itu dia, Sobat GenZ. Terlalu cepat berprasangka negatif bahkan cenderung menggeneralisir suatu perbuatan bisa jadi menyulitkan kamu dalam berinteraksi dengan orang lain. Walaupun pengalaman adalah guru terbaik, tapi kamu juga perlu melatih untuk berprasangka baik terhadap orang lain ya. Waspada boleh, tapi harus tetap jadi orang baik. Betul apa betul?
Referensi:
- WebMD. (2020). Trust Issues: Signs to Look For.
- Very Well Mind. (2020). How People’s Prejudices Develop
- Very Well Mind. (2021). What Is Prejudice? Fact checked by Adah Chung
- Psychological Science. (2011). Research States That Prejudice Comes From a Basic Human Need and Way of Thinking